Alamat: Jln. Muhammadiyah II Kelurahan Tondo
Watshaap: 081242067206
Fb: Surahman J Wilade

Minggu, 23 September 2018

HEWAN LANGKAH YANG TERANCAM PUNAH DI SULAWESI

Hewan yang terancam punah di Sulawesi sangat beragam. Hewan ini terancam punah diakibatkan beberapa faktor. Seperti perburuan liar, hilangnya habitat hewan-hewan tersebut serta kurangnya perhatian manusia terhadap keberlangsungan dan kelestarian hewan-hewan tersebut.
1. Anoa

Anoa (Bubalus sp.) adalah mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Banyak yang menyebut anoa sebagai kerbau kerdil. Anoa merupakan hewan yang tergolong fauna peralihan. Anoa merupakan mamalia tergolong dalam famili bovidae yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi. Kawasan Wallacea yang terdiri atas pulau Sulawesi, Maluku, Halmahera, Kepulauan Flores, dan pulaupulau kecil di Nusa Tenggara. Wilayah ini unik karena banyak memiliki flora dan fauna yang endemik dan merupakan kawasan peralihan antara benua Asia dan Australia. Salah satu kawasan yang memiliki flora dan fauna endemik Sulawesi antara lain Kawasan Poso. Anoa (Bubalus sp.) merupakan salah satu satwa endemik yang dilindungi yang menjadi ciri khas Pulau Sulawesi yang turut mendiami Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora Kabupaten Poso. Anoa tergolong satwa liar yang langka dan dilindungi Undang-Undang di Indonesia sejak tahun 1931 dan dipertegas dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 

2. Tarsius

Tarsius bertubuh kecil dengan mata yang sangat besar; tiap bola matanya berdiameter sekitar 16 mm dan keseluruhan berukuran sebesar otaknya. Kaki belakangnya juga sangat panjang. Tulang tarsus di kakinya sangat panjang dan dari tulang tarsus inilah nama tarsius berasal. Panjang kepala dan tubuhnya 10 sampai 15 cm, namun kaki belakangnya hampir dua kali panjang ini, mereka juga punya ekor yang ramping sepanjang 20 hingga 25 cm. Jari-jari mereka juga memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjang dengan lengan atas. Di ujung jarinya ada kuku namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki belakang berupa cakar yang mereka pakai untuk merawat tubuh. Bulu tarsius sangat lembut dan mirip beludru yang bisanya berwarna cokelat abu-abu, cokelat muda atau kuning-jingga muda,

3. Burung Maleo


Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal Macrocephalon. Yang unik dari maleo adalah, saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang.Ukuran telur burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran rata-rata 11 cm, dan perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran telur ayam. Namun saat ini mulai terancam punah karena habitat yang semakin sempit dan telur-telurnya yang diambil oleh manusia. Diperkirakan jumlahnya kurang dari 10.000 ekor saat ini.

Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan. Maleo Senkawor adalah monogami spesies.

4. Burung Rangkong
Julang sulawesi (Aceros cassidix) adalah spesies burung rangkong dalam famili Bucerotidae. Burung ini endemik di Sulawesi. Di daerah Minahasa. burung ini dikenal dengan nama Burung TaongPanjang tubuh dapat mencapai 100 cm pada jantan, dan 88 cm pada betina. Julang Sulawesi memiliki tanduk (casque) yang besar di atas paruh, berwarna merah pada jantan dan kuning pada betina. Paruh berwarna kuning dan memiliki kantung biru pada tenggorokan. Julang sulawesi menghuni hutan primer dan hutan rawa. Terkadang ditemukan di hutan sekunder yang tinggi dan petak hutan yang tersisa dengan lahan pertanian yang luas. Terkadang pula mengunjungi hutan bakau[3]. Julang Sulawesi biasa terbang di atas dan sekeliling tajuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah, namun terkadang berkelompok sampai lima puluh individu atau lebih. Ketika terbang sayapnya berbunyi berisik seperti mesin uap.

Selasa, 17 April 2018

Makalah Arus Listrik AC dan Arus Listrik DC

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Litsrik merupakan salah satu jenis energi yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Penggunaan energi listrik pun bisa dengan mudah anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari,seperti pada saat menonton TV, menyeterika baju, menghidupkan lampu, dan masih banyak lagi. Arus listrik terdiri atas 2 jenis, yaitu arus listrik bolak-balik (AC) dan arus listrik searah (DC). Untuk mengetahui lebih dalam mengenai dua jenis arus ini, berikut adalah penjelasannya.
Meskipun berbeda jenis, kedua jenis arus listrik ini seringkali digunakan untuk melistriki suatu alat secara bersamaan. Misalnya saat mencharge handphone. Ketika anda menghubungkan charger ke stop kontak, arus listrik AC yang masuk tidak langsung dihubungkan ke baterai handphone. Melainkan dikonversi terlebih dahulu menjadi arus DC oleh adaptor yang terdapat pada charger handphone. Setelah dikonversi menjadi arus DC, barulah arus tersebut masuk ke dalam baterai handphone.
Makalah ini disusun untuk memaparkan tentang arus listrik bolak balik dan arus listrik searah.  Diharapkan setelah menyusun makalah ini, dapat dipahami mengenai arus listrik bolak balik dan arus listrik searah serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2.  Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud arus listrik searah?
2. Apa yang dimaksud sumber arus listrik searah?
3. Apa yang dimaksud arus listrik bolak balik?
4. Bagaimana penjelasan dan cara kerja masing-masing benda yang dikategorikan sebagaiu sumber arus listrik searah dan bolak balik?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sumber Arus Searah
ARUS LISTRIK SEARAH (DC; DIRECT CURRENT)
Arus searah (DC) adalah arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan). Di mana masing-masing terminal selalu tetap polaritasnya, misalkan sebagai kutub (+) selalu menghasilkan polaritas positif  begitu  pula sebaliknya.  Beberapa contoh sumber arus searah adalah battery, accu dan dynamo.
Aliran Elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus listrik searah biasanya   adalah :  Baterai (termasuk Aki dan Elemen Volta) dan Panel Surya. Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara.

Gambar 1. Arus listrik searah (DC)
Arus Searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya.  Pengamatan yang terbaru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (Elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. DC tidak mengenal frekuensi. Tegangan selamanya tetap. Jika Tegangan berpotential positif maka seterusnya positif.
2.2 Sumber-Sumber Listrik Arus Searah
Semua sumber listrik yang dapat menimbulkan arus listrik tetap terhadap waktu dan arah tertentu disebut sumber-sumber listrik arus searah. Sumber listrik arus searah dibagi menjadi empat macam.
A. Elemen Elektrokimia
Elemen elektrokimia adalah sumber listrik arus searah dari proses kimiawi. Dalam elemen ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Elemen elektrokimia dapat dibedakan berdasarkan lama pemakaiannya sebagai berikut.
1. Elemen Primer
Elemen primer adalah sumber listrik arus searah yang memerlukan penggantian bahan setelah dipakai. Contoh elemen primer adalah Elemen Volta. Elemen volta adalah sejenis baterai kuno yang diciptakan oleh Alesandro Volta.. Elemen volta masih diterapkan sampai saat ini. Meskipun bentuknya sudah dimodifikasi. Elemen volta terdiri atas 2 elektroda dari logam yang berbeda yang dicelupkan pada cairan asam atau larutan garam. Pada zaman dahulu, cairan asam atau garam tersebut berupa kain yang dicelup dalam larutan garam/asam.
2. Elemen Sekunder
Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan penggantian bahan pereaksi (elemen) setelah sumber arus habis digunakan. Sumber ini dapat digunakan kembali setelah diberikan kembali energi (diisi atau disetrum).
Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki). Akumulator adalah termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus Searah (DC). Prinsip kerja dari aumulator adalah berdasarkan proses kimia.
B. Generator Arus Searah
Generator arus searah adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak (mekanis) menjadi energi listrik dengan arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
a. Generator penguat terpisah
b. Generator shunt
c. Generator kompon
Generator DC terdiri dua bagian, yang pertama stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan yang kedua, bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor. Prinsip kerja generator ini adalah induksi elektromagnetik (perubahan medan magnet yang terjadi pada kumparan kawat sehingga terjadi arus listrik).
C. Termoelemen
Termoelemen adalah sumber arus listrik searah dari proses yang terjadi karena adanya perbedaan suhu. Termoelemen mengubah energi panas menjadi energi listrik. Peristiwa ini dikemukakan oleh Thomas John Seebach pada tahun 1826.
Arus yang ditimbulkan dari kejadian ini disebut termoelemen. Semakin besar perbedaan suhu antara A dan B, semakin besar arus yang mengalir. Tetapi, karena arus yang dihasilkan relatif kecil, termoelemen belum dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Sel Surya (Solar Cell)
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.
Jika pelat foil alumunium terkena cahaya matahari, maka pelat alumunium akan panas dan diteruskan ke pelat silikon. Silikon bersifat semikonduktor, sehingga pada suhu yang tinggi, elektron-elektron akan terlepas dan menempel pada foil alumunium dan muatan-muatan positifnya menempel pada foil besi. Jika kedua foil dihubungkan melalui rangkaian luar, maka akan menimbulkan aliran elektron. Ini karena pada kedua foil tersebut, terdapat perbedaan potensial. Potensial yang dibangkitkan oleh sel surya sangat kecil sehingga membutuhkan banyak sekali sel Sel surya juga terlalu mahal sehingga penggunaannya sangat terbatas pada alat-alat tertentu saja.
Besar arusnya pun sangat bergantung pada intensitas cahaya yang menembus pelat, jumlah sel yang ada, dan luas penampang yang terkena cahaya. Contoh barang yang telah menggunakan tenaga surya yaitu, mobil listrik tenaga surya dan sumber energi pada satelit.
2.3 ARUS BOLAK BALIK (AC; ALTERNATING CURRENT)
Arus bolak - balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu berubah-ubah. Di mana  masing-masing  terminalnya  polaritas  yang selalu bergantian. Contoh Alternator (AC generator) dan  PLN. Berbeda dengan arus searah di mana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).

Gambar 2. Arus listrik bolak balik (AC)
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut. Mengenal adanya frekuensi, yang berkisar antara 5060 Hz dipilih dengan alasan yang cukup masuk akal. Arus listrik dengan frekuensi rendah membuat pemakai listrik seperti motor elektrik lebih mudah. Terlebih dengan aplikasi yang berhubungan dengan traksi dari kommutator, seperti di kasus rel kereta.
PERBEDAAN ARUS SEARAH DAN ARUS BOLAK BALIK
Ilmuwan yang menemukan jenis arus listrik DC ialah Thomas Alva Edison yang merupakan seorang penemu dan pengusaha berkebangsaan Amerika. Awalnya arus DC dikira mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Namun kini banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa sebenarnya arus listrik DC mengalir dari Kutub negati ke kutub positif. Aliran inilah yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif yang membuatnya seperti terlihat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Pada arus DC, tegangan listrik memiliki nilai dan arah yang tetap. Contoh penggunaan dari arus DC dalam kehidupan sehari-hari juga cukup banyak. Seperti pada handphone, laptop, radio, dan komputer. Biasanya, arus listrik DC disimpan dalam bentuk baterai yang umum digunakan pada jam dinding, remot TV, dan lain-lain.
Tokoh yang menemukan arus listrik AC ialah Nicola Tesla, yang merupakan ilmuwan, fisikawan, dan teknisi listrik berkebangsaan Serbia-Amerika. Arus AC memiliki nilai dan arah yang selalu berubah-ubah dan akan membentuk suatu gelombang yang bernama gelombang sinusoida. Pada arus listrik AC, dikenal yang namanya frekuensi, yang mana besarnya frekuensi ini berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia, arus listrik AC yang ditetapkan oleh PLN memiliki frekuensi sebesar 50 Hertz, sedangkan tegangan standar untuk arus bolak-bali 1 fasa di Indonesia adalah 220 Volt. Contoh penggunaan dari arus listrik AC pun sangat banyak. Anda bisa dengan mudah menjumpainya dimana-mana. Hampir semua alat-alat yang ada di rumah anda menggunakan arus listrik AC.
Tabel 1. Perbedaan arus searah dan bolak-balik         

Arus bolak balik (AC)
Arus searah (DC)

Jumlah energi yang dapat dibawa
Aman untuk mentransfer jarak kota lama dan dapat memberikan lebih banyak kekuatan.
Tegangan DC tidak dapat melakukan perjalanan sangat jauh sampai mulai kehilangan energi.

Penyebab arah aliran elektron
Berputar magnet sepanjang kawat.
Magnet stabil sepanjang kawat.

Frekuensi
Frekuensi arus bolak-balik adalah 50Hz atau 60Hz tergantung pada negara.
Frekuensi arus searah adalah nol.

Arah
Ini berbalik arah saat mengalir dalam suatu rangkaian.
Mengalir dalam satu arah di sirkuit.

Besar Arus
Ini adalah arus yang besarnya bervariasi dengan waktu
Ini adalah arus yang besarnya konstan.

Aliran elektron
Elektron terus beralih arah  maju dan mundur.
Elektron bergerak terus dalam satu arah atau maju.

Diperoleh dari
A.C Generator dan listrik.
Sel surya atau batere

Parameterpasif
Empedansi
Hanya resistansi

Faktor Daya
Terletak antara 0 & 1.
Selalu 1

Jenis
Sinusoidal, trapezoidal, segitiga, kotak.
Pulsa

















BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah di atas, dapat ditarik kesimpulan :
Listrik arus searah (DC-dirrect current) yang mana arus listriknya bergerak searah dari kutub positif ke negatif,  maka elektronnya bergerak dari kutub negatif ke positif, seperti listrik DC biasanya dihasilkan oleh baterai.
Listrik arus bolak balik (AC-alternating current) yang mana arah arusnya tidak bergerak dari kutub positif ke negatif, tapi arusnya bolak balik. Arus listrik AC ini dihasilkan oleh generator AC.
Listrik AC lebih dominan dalam sistem kelistrikan dunia, karena sistem listrik AC biasanya lebih ekonomis dibandingkan dengan sistem listrik DC.
3.2 Saran
Dalam pemanfaatannnya arus searah memberikan banyak manfaat untuk kehidupan manusia terutama dengan besarnya dan mudahnya pemanfaatan energy tersebut dalam kehidupan sehari-hari mengingat semua benda sekarang membutuhkan listrik. Dengan demikian, kita harus bisa mengembangkan penemuan-penemuan yang akan bisa menambah manfaat dari arus searah ini supaya menjadi lebih banyak, lebih praktis dan murah.





DAFTAR PUSTAKA
http://elektron.snob.tv/t53-arus-listrik-dc-dan-ac
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/12/mengenal-peralatan-instalasi-listrik.html
http://perawatanrtdonto.blogspot.com/2012/12/cara-menyambung-kabel-listrik-ke.html


REFERENSI

https://www.  Definisi Arus DC (Searah) dan Arus AC (Bolak-Balik). Teknisiberat. Diakses tanggal 13 April 2018.
https://www. Pengertian Arus Listrik AC (bolak-balik) dan DC (searah) Serta Contohnya Secara Lengkap. Diakses tanggal 13 April 2018.
https://www. Perbedaan listrik arus searah (DC) dan listrik arus bolak-balik (AC). Diakses tanggal 11 April 2018.

Kamis, 12 April 2018

Apa Itu Kapitalisme?

MENGENAL SISTEM KAPITALISME

Sistem Ekonomi Kapitalisme telah mengajarkan bahwa pertumbuhan Ekonomi hanya akan terwujud, jika semua pelaku Ekonomi terfokus pada akumulasi Kapital (modal).

Mereka lalu menciptakan sebuah mesin “penyedot uang” yang dikenal dengan lembaga Perbankan.
Oleh lembaga ini, sisa-sisa uang di sektor rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan “disedot”.

Lalu siapakah yang akan memanfaatkan uang di Bank tersebut?
Tentu mereka yang mampu memenuhi ketentuan pinjaman (kredit) dari Bank, yaitu: Fix return dan Agunan.
Konsekuensinya, hanya pengusaha besar dan sehat sajalah yang akan mampu memenuhi ketentuan ini.
Siapakah mereka itu?
Mereka itu tidak lain adalah kaum Kapitalis, yang sudah mempunyai perusahaan yang besar, untuk menjadi lebih besar lagi.

Nah, apakah adanya lembaga Perbankan ini sudah cukup?
Bagi kaum Kapitalis tentu tidak ada kata cukup. Mereka ingin terus membesar.
Dengan cara apa?

Yaitu dengan Pasar Modal. Dengan pasar ini, para pengusaha cukup mencetak kertas-kertas Saham untuk dijual kepada masyarakat, dengan iming-iming akan diberi Deviden.

Siapakah yang memanfaatkan keberadaan Pasar Modal ini?
Dengan persyaratan untuk menjadi Emiten dan penilaian Investor yang sangat ketat, lagi-lagi hanya perusahaan besar dan sehat saja, yang akan dapat menjual sahamnya di pasar modal ini.

Siapa mereka itu?
Kaum Kapitalis juga, yang sudah mempunyai perusahaan besar, untuk menjadi lebih besar lagi.
Adanya tambahan Pasar Modal ini, apakah sudah cukup?
Bagi kaum Kapitalis tentu tidak ada kata cukup. Mereka ingin terus membesar.
Dengan cara apa lagi?

Cara selanjutnya yaitu dengan “memakan perusahaan kecil”.
Bagaimana caranya?
Menurut Teori Karl Marx, dalam pasar Persaingan Bebas, ada Hukum Akumulasi Kapital (The Law Of Capital Accumulations), yaitu perusahaan besar akan “memakan” perusahaan kecil.
Contohnya, jika di suatu wilayah banyak terdapat toko kelontong yang kecil, maka cukup dibangun sebuah mal yang besar. Dengan itu toko-toko itu akan tutup dengan sendirinya.

Dengan apa perusahaan besar melakukan ekspansinya?
Tentu dengan didukung oleh dua lembaga sebelumnya, yaitu Perbankan dan Pasar Modal.
Agar perusahaan Kapitalis dapat lebih besar lagi, mereka harus mampu memenangkan Persaingan Pasar.
Persaingan Pasar hanya dapat dimenangkan oleh mereka yang dapat menjual produk-produknya dengan harga yang paling murah.
Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan mengusai sumber-sumber bahan baku seperti: pertambangan, bahan mineral, kehutanan, minyak bumi, gas, batubara, air, dsb.
Lantas, dengan cara apa perusahaan besar dapat menguasai bahan baku tersebut?
Lagi-lagi, tentu saja dengan dukungan permodalan dari dua lembaganya, yaitu Perbankan dan Pasar Modal.

Jika perusahaan Kapitalis ingin lebih besar lagi, maka cara berikutnya adalah dengan “mencaplok” perusahaan milik negara (BUMN).
Kita sudah memahami bahwa perusahaan negara umumnya menguasai sektor-sektor publik yang sangat strategis, seperti:
Sektor Telekomunikasi, Transportasi, Pelabuhan, Keuangan, Pendidikan, Kesehatan, Pertambangan, Kehutanan, Energi, dsb.
Bisnis di sektor yang strategis tentu merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, karena hampir tidak mungkin rugi.
Lantas bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan mendorong munculnya:
Undang-Undang Privatisasi BUMN.
Dengan adanya jaminan dari UU ini, perusahaan kapitalis dapat dengan leluasa “mencaplok” satu per satu BUMN tersebut.
Tentu tetap dengan dukungan permodalan dari dua lembaganya, yaitu Perbankan dan Pasar Modal.

Jika dengan cara ini kaum Kapitalis sudah mulai bersinggungan dengan UU, maka sepak terjangnya tentu akan mulai banyak menemukan hambatan.
Bagaimana cara mengatasinya?

Caranya ternyata sangat mudah, yaitu dengan masuk ke sektor Kekuasaan itu sendiri.
Kaum Kapitalis harus menjadi Penguasa, sekaligus tetap sebagai Pengusaha.

Untuk menjadi Penguasa tentu membutuhkan modal yang besar, sebab biaya Kampanye itu tidak murah.
Bagi kaum Kapitalis hal itu tentu tidak menjadi masalah, sebab permodalannya tetap akan didukung oleh dua lembaga sebelumnya, yaitu Perbankan dan Pasar Modal.

Jika kaum Kapitalis sudah melewati cara-cara ini, maka Hegemoni (pengaruh) Ekonomi di tingkat nasional hampir sepenuhnya terwujud. Hampir tidak ada problem yang berarti untuk dapat mengalahkan kekuatan Hegemoni ini.
Namun, apakah masalah dari kaum Kapitalis sudah selesai sampai di sini?

Tentu saja belum. Ternyata Hegemoni Ekonomi di tingkat nasional saja belumlah cukup.
Mereka justru akan menghadapi problem baru.
Apa problemnya?

Problemnya adalah terjadinya ekses (kelebihan) produksi.
Bagi perusahaan besar, yang produksinya terus membesar, jika produknya hanya dipasarkan di dalam negeri saja, tentu semakin lama akan semakin kehabisan konsumen.
Lantas, ke mana mereka harus memasarkan kelebihan produksinya?
Dari sinilah akan muncul cara-cara berikutnya, yaitu dengan melakukan Hegemoni di tingkat dunia.

Caranya adalah dengan membuka pasar di negara-negara miskin dan berkembang, yang padat penduduknya.
Teknisnya adalah dengan menciptakan organisasi perdagangan dunia (WTO), yang mau tunduk pada ketentuan perjanjian perdagangan bebas dunia (GATT), sehingga semua negara anggotanya akan mau membuka pasarnya, tanpa halangan tarif bea masuk, maupun ketentuan kuota impornya (bebas proteksi).

Dengan adanya WTO dan GATT tersebut, kaum Kapitalis dunia akan dengan leluasa dapat memasarkan kelebihan produknya di negara-negara “jajahan”-nya.

Untuk mewujudkan ekspansinya ini, perusahaan kapitalis dunia tentu akan tetap didukung dengan permodalan dari dua lembaga andalannya, yaitu Perbankan dan Pasar Modal.

Jika Kapitalis dunia ingin lebih besar lagi, maka caranya tidak hanya cukup dengan mengekspor kelebihan produksinya.
Mereka harus membuka perusahaannya di negara-negara yang menjadi obyek ekspornya.
Yaitu dengan membuka Multi National Coorporations (MNC) atau perusahaan lintas negara, di negara-negara sasarannya.

Dengan membuka langsung perusahaan di negara tempat pemasarannya, mereka akan mampu menjual produknya dengan harga yang jauh lebih murah.
Strategi ini juga sekaligus dapat menangkal kemungkinan munculnya industri-industri lokal yang berpotensi menjadi pesaingnya.

Untuk mewujudkan ekspansinya ini, perusahaan Kapitalis dunia tentu akan tetap didukung dengan permodalan dari dua lembaganya, yaitu Perbankan dan Pasar Modal.

Apakah dengan membuka MNC sudah cukup?
Jawabnya tentu saja belum.
Masih ada peluang untuk menjadi semakin besar lagi.
Caranya?
Yaitu dengan menguasai sumber-sumber bahan baku yang ada di negara tersebut.

Untuk melancarkan jalannya ini, Kapitalis dunia harus mampu mendikte lahirnya berbagai UU yang mampu menjamin agar perusahaan asing dapat menguasai sepenuhnya sumber bahan baku tersebut.

Contoh yang terjadi di Indonesia adalah lahirnya:
UU Penanaman Modal Asing (PMA), yang memberikan jaminan bagi perusahaan asing untuk menguasai lahan di Indonesia sampai 95 tahun lamanya (itu pun masih bisa diperpanjang lagi).
Contoh UU lain, yang akan menjamin kebebasan bagi perusahaan asing untuk mengeruk kekayaan SDA Indonesia adalah:
UU Minerba, UU Migas, UU Sumber Daya Air, dsb.

Menguasai SDA saja tentu belum cukup bagi kapitalis dunia. Mereka ingin lebih dari itu.
Dengan cara apa?
Yaitu dengan menjadikan harga bahan baku lokal menjadi semakin murah.
Teknisnya adalah dengan menjatuhkan nilai Kurs Mata Uang lokalnya.

Untuk mewujudkan keinginannya ini, prasyarat yang dibutuhkan adalah pemberlakuan Sistem Kurs Mengambang Bebas (Floating Rate) bagi mata uang lokal tersebut.
Jika nilai kurs mata uang lokal tidak boleh ditetapkan oleh Pemerintah, lantas lembaga apa yang akan berperan dalam penentuan nilai kurs tersebut?

Jawabannya adalah dengan Pasar Valuta Asing (valas).
Jika negara tersebut sudah membuka Pasar Valasnya, maka kapitalis dunia akan lebih leluasa untuk “mempermainkan” nilai kurs mata uang lokal, sesuai dengan kehendaknya.
Jika nilai kurs mata uang lokal sudah jatuh, maka harga bahan-bahan baku lokal dijamin akan menjadi murah, kalau dibeli dengan mata uang mereka.

Jika ingin lebih besar lagi, ternyata masih ada cara selanjutnya.
Cara selanjutnya adalah dengan menjadikan upah tenaga kerja lokal bisa menjadi semakin murah.
Bagaimana caranya?
Yaitu dengan melakukan proses Liberalisasi Pendidikan di negara tersebut.
Teknisnya adalah dengan melakukan intervesi terhadap UU Pendidikan Nasionalnya.

Jika penyelenggaraan pendidikan sudah diliberalisasi, berarti pemerintah sudah tidak bertanggung jawab untuk memberikan Subsidi bagi pendidikannya.
Hal ini tentu akan menyebabkan biaya pendidikan akan semakin mahal, khususnya untuk pendidikan di perguruan tinggi.
Akibatnya, banyak pemuda yang tidak mampu melanjutkan studinya di perguruan tinggi.

Keadaan ini akan dimanfaatkan dengan mendorong dibukanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak-banyaknya.
Dengan sekolah ini tentu diharapkan akan banyak melahirkan anak didik yang sangat terampil, penurut, sekaligus mau digaji rendah.
Hal ini tentu lebih menguntungkan, jika dibanding dengan mempekerjakan Sarjana. 
Sarjana biasanya tidak terampil, terlalu banyak bicara, dan maunya digaji tinggi.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, cara-cara Hegemoni Kapitalis dunia di negara lain ternyata banyak mengunakan Intervesi UU.
Hal ini tentu tidak mudah dilakukan, kecuali harus dilengkapi dengan cara yang lain lagi.
Nah, cara inilah yang akan menjamin proses Intervensi UU akan dapat berjalan dengan mulus.
Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan menempatkan Penguasa Boneka.
Penguasa yang terpilih di negara tersebut harus mau tunduk dan patuh terhadap keinginan dari kaum Kapitalis dunia.
Bagaimana strateginya?

Strateginya adalah dengan memberikan berbagai sarana bagi mereka yang mau menjadi Boneka.
Sarana tersebut, mulai dari bantuan dana kampanye, publikasi media, manipulasi lembaga survey, hingga intervesi pada sistem perhitungan suara pada Komisi Pemilihan Umumnya.

Nah, apakah ini sudah cukup?
Tentu saja belum cukup.
Mereka tetap saja akan menghadapi problem yang baru.
Apa problemnya?

Jika Hegemoni kaum Kapitalis terhadap negara-negara tertentu sudah sukses, maka akan memunculkan problem baru.
Problemnya adalah “mati”-nya negara jajahan tersebut.
Bagi sebuah negara yang telah sukses dihegemoni, maka rakyat di negara tersebut akan semakin miskin dan melarat.
Keadaan ini tentu akan menjadi ancaman bagi kaum Kapitalis itu sendiri.
Mengapa?

Jika penduduk suatu negeri itu jatuh miskin, maka hal itu akan menjadi problem pemasaran bagi produk-produk mereka.
Siapa yang harus membeli produk mereka jika rakyatnya miskin semua?
Di sinilah diperlukan cara berikutnya.

Agar rakyat negara miskin tetap memiliki daya beli, maka kaum kapitalis dunia perlu mengembangkan Non Government Organizations (NGO) atau LSM.
Tujuan pendirian NGO ini adalah untuk melakukan Pengembangan Masyarakat (community development), yaitu pemberian pendampingan pada masyarakat agar bisa mengembangkan industri-industri level rumahan (home industry), seperti kerajinan tradisionil, maupun industri kreatif lainnya.
Masyarakat harus tetap berproduksi (walaupun skala kecil), agar tetap memiliki penghasilan.

Agar operasi NGO ini tetap eksis di tengah masyarakat, maka diperlukan dukungan dana yang tidak sedikit.
Kaum Kapitalis dunia akan senantiasa men-support sepenuhnya kegiatan NGO ini.
Jika proses pendampingan masyarakat ini berhasil, maka kaum kapitalis dunia akan memiliki tiga keuntungan sekaligus, yaitu:
(1) Masyarakat akan tetap memiliki daya beli, (2) akan memutus peran pemerintah dan yang terpenting adalah, (3) negara jajahannya tidak akan menjadi negara industri besar untuk selamanya.

Sampai di titik ini Kapitalisme dunia tentu akan mencapai tingkat kejayaan yang nyaris “sempurna”.
Apakah kaum kapitalis sudah tidak memiliki hambatan lagi?
Jawabnya ternyata masih ada.
Apa itu?
Ancaman Krisis Ekonomi.
Sejarah panjang telah membuktikan bahwa Ekonomi Kapitalisme ternyata menjadi pelanggan yang setia terhadap terjadinya Krisis ini.

Namun demikian, bukan berarti mereka tidak memiliki solusi untuk mengatasinya.
Mereka masih memiliki jurus pamungkasnya.
Apa itu?

Ternyata sangat sederhana.
Kaum kapitalis cukup “memaksa” pemerintah untuk memberikan talangan (bail-out) atau Stimulus Ekonomi.
Dananya berasal dari mana?
Tentu akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebagaimana kita pahami bahwa sumber pendapatan negara adalah berasal dari Pajak rakyat.
Dengan demikian, jika terjadi Krisis Ekonomi, siapa yang harus menanggung bebannya?
Jawabnya adalah:
Rakyat, melalui pembayaran pajak yang akan terus dinaikkan besarannya, maupun jenis-jenisnya.

Bagaimana hasil akhir dari semua ini?
Kaum Kapitalis akan tetap jaya, dan rakyat selamanya akan tetap menderita.
Di manapun negaranya, nasib rakyat akan tetap sama.
Itulah produk dari Hegemoni Kapitalisme Dunia.
Sumber: Dwi Condro T., Ph.D.

Rabu, 11 April 2018

PROFIL

Assalamu alaikum teman-teman,,,!!!
Selamat datang yah di blog aku.

Nama saya Surahman, saat ini sedang aktif
sebagai mahasiswa Pascasarjana
di Universitas Tadulako
pada Program Magister Pendidikan Sains.

Tempat tanggal lahir, Desa Koya, Kec. Petasia Kab. Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah, tanggal 17 Maret 1990.

Anak dari pasangan
Bapak (Alm.) Jasmin T. Wilade dan Ibu (Almh.) Ranma Banawula.

Motto Hidup...!!!
"Jadilah Seperti Udara yang Bermanfaat Bagi Siapapun,
Walapun Terkadang Keberadaannya Dianggap Tidak Ada"

ANALISIS KRITIS JURNAL NASIONAL


Oleh
SURAHMAN


Judul                            :    Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan

Nama Penulis              :    A. Machin

Jurnal                           :    Jurnal Pendidikan IPA Indonesia/JPII 3 (1) (2014) 28-35

Tahun                          :    2014

Alamat Web                :    http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii


PENDAHULUAN
Secara umum, penyusunan kalimat pada pendahuluan sudah baik. Keterhubungan antara paragraf yang satu dengan yang lain sangat apik, dan memberikan informasi yang jelas kepada saya selaku pembaca. Pola yang digunakan untuk menyusun pendahuluan ini, menggunakan pola deduksi (Umum-Khusus).

Harapan
Harapan yang diuraikan dalam penelitian ini, yaitu harapan mengenai tujuan pendekatan saintifik dan penanaman karakter. Harapan atau tujuan implementasi pendekatan saintifk yaitu (1) meningkatkan kemam­puan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupa­kan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil be­lajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengem­bangkan karakter siswa.
Karakter konservasi yang dapat dikembangkan selama proses pen­didikan, yaitu (1) pendidikan karakter berbasis nilai budaya, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral); (2) pendidikan karak­ter berbasis budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, pancasila, apresasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi budaya); (3) pendidikan karakter ber­basis lingkungan (konservasi lingkungan),dan (4) pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberda­yaan potensi diri yang diarahkan untuk Mening­katkan kualitas pendidikan (konservasi humanis) (Leksono, 2013).

Kenyataan
Kenyataan, berkaitan dengan kondisi rill apa adanya di lapangan, dalam hal ini, penulis menjelaskan kenyataan-kenyataan yang ditemukannya dilapangan berdasarkan hasil pengamatannya pada proses pembelajaran biologi di SMA negeri 1 Dempet pada siswa kelas XI IPA di akhir tahun pela­jaran 2012/ 2013. Penulis mengungkapkan bahwa, (1) proses pembelajaran yang masih terpusat pada guru, (2) kurangnya inisiatif siswa untuk bertanya kepada guru, (3) apabila ditanya guru, tidak ada yang mau menjawab tetapi siswa akan menjawab se­cara bersamaan sehingga suaranya tidak jelas, (4) masih terdapat beberapa siswa yang suka mentertawakan temannya jika diminta ke depan kelas, (5) saat mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku sumber, masih terdapat siswa yang mengerjakannya dengan menebak saja tanpa mau membacanya terlebih dahulu, (6) jika dita­nya contoh dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan memberikan jawabannya sesuai den­gan yang diberikan oleh guru, (7) masih terdapat siswa yang mengerjakan tugas secara asal-asalan, dan (8) kemampuan guru dalam merancang pem­belajaran dan pemanfaatan lingkungan sekitar masih kurang.

Solusi
Solusi, berkaitan dengan upaya perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti setelah melihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Solusi yang ditawarkan tentunya berangkat dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan serta didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli.
Solusi yang ditawarkan oleh peneliti yaitu penggunaan sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan inisiatif untuk bertanya, mampu menjawab pertanyaan secara mandiri, siswa dapat menemukan konsep materi yang diajarkan melalui serangkaian kegiatan peny­elidikan dan penelaahan lebih lanjut, sehingga dapat menciptakan pembelajaran bermakna. Se­lain itu pembelajarannya harus mampu sebagai wahana penanaman berkarakter dan konservasi.

Manfaat tulisan ini bagi saya
Manfaat yang saya peroleh berupa kelebihan dari pendahuluan ini yaitu
1.      Teknik penulisan yang apik pemilihan kata yang tepar, penggunaan struktur kalimat, dan teknik menghubungkan paragraf yang satu dengan yang lain.
2.      Pendahuluan ini juga memberikan gambaran dan kerangka pikir bagi saya tentang alur penyusunan informasi yang deduktif.
3.      Manfaat lainnya yang sangat berkaitan dengan penelitian saya nantinya, yaitu tentang pendekatan saitifik, tujuan penerapan pendekatan saintifik yang didasarkan pada keunggulannya sehingga informasi ini nanti dapat saya gunakan untuk kepentingan penyusunan pendahuluan saya.
4.      Kemudian pernyataan peneliti tentang hasil pengamatannya, yaitu kemampuan guru dalam merancang pembelajaran dan pemanfaatan lingkungan sekitar masih kurang, sangat relevan dengan penelitian saya yang nantinya akan menerapkan pendekatan saintifik berbasis lingkungan. Sehingga kondisi ini memberikan motivasi bagi saya, untuk segera melaksanakan penelitian sebab ternyata masih ada guru-guru yang kurang memanfaatkan lingkungan alam sekitar dalam pembelajaran IPA, padahal IPA tak dapat dipisahkan dengan lingkungan alam

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dijelaskan dalam artikel ini sangat singkat, adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.

Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental design dengan desain penelitian one-shotcasestudy.

Penelitian pre-experimental design merupakan desain dari penelitian ekeperimen. Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, sebab masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen (variabel terikat). Rancangan ini berguna untuk mendapatkan awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk pre-experimental design  ini ada 3 macam yaitu One-Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan), One-Group Pretest-Postest Design (Satu Kelompok Prates-Postes), Intact Group Comparasion.
Desain One-Shoot Case Study, dimana dalam desain penelitian ini terdapat satu kelompok diberi treatmen (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatmen adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.

Populasi
Populasi yang digu­nakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Dempet kabupaten Demak tahun pelajaran 2013/ 2014 yang sedang menem­puh mata pelajaran biologi materi pertumbuhan.

Penulis tidak mencantumkan jumlah seluruh populasi yang ada di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Dempet Kabupaten Demak.

Sampel
Teknik penentuan sampel dengan teknik sampling purposive. Melalui teknik ini ditentukan siswa ke­las XII IPA1 sebanyak 34 orang sebagai sampel penelitian.

Teknik sampling purposive adalah teknik mengambil sampel yang dilakukan secara sengaja dan telah sesuai dengan semua persyaratan sampel yang akan diperlukan.

Penulis tidak mencantumkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, saya hanya menyimpulkan bahwa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif. Yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Manfaat Tulisan
Manfaat yang saya peroleh dari penyajian metode penelitian ini, yaitu informasi tentang desain penelitian eksperimen. Desain penelitian eksperimen ada 3 menurut Prof. Sugiono yaitu Pre Experimental Design, True Experimental Design,dan Quasi Experimental Design. Setiap desain memiliki bentuk-bentuk desain yang diterapkan dalam penelitian.

Kekurangan
Adapun yang menjadi kekurangan dalam penyajian metode penelitian ini menurut saya yaitu:
1.      Metode kurang detail, sehingga pembaca harus mencari informasi-informasi terkait tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini.
2.      Jumlah seluruh siswa yang menjadi populasi tidak dicantumkan.
3.      Analisis data dalam metode penelitian ini tidak dicantumkan.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis terkait hasil dan pembahasan harus dilihat dari kesesuaian tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuannya yaitu (1) mengem­bangkan rencana pelaksanaan pembelajaran ma­teri pertumbuhan yang menerapkan pendekatan saintifik, penanaman karakter dan konservasi, dan (2) menjelaskan pengaruh pendekatan ini terhadap hasil belajar kognitif, afektif, psikomo­torik.
Tujuan yang pertama yaitu mengem­bangkan rencana pelaksanaan pembelajaran ma­teri pertumbuhan yang menerapkan pendekatan saintifik, penanaman karakter dan konservasi. Tujuan ini telah dijabarkan oleh penulis pada hasil dan pembahasan tentang langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada RPP I dan RPP II dalam bentuk tabel 1 dan tabel 2 pada halaman 30.
Tujuan yang kedua yaitu menjelaskan pengaruh pendekatan ini terhadap hasil belajar kognitif, afektif, psikomo­torik, juga dijelaskan oleh peneliti pada halam 30 dalam bentuk tabel 3.
Adapun deskripsi penjabaran implementasi pendekatan saintifik pada tulisan ini yaitu,
Mengamati
Mengamati pertumbuhan pada tanaman, membaca teks pertumbuhan.
Menanya
Siswa distimulir untuk membuat pertanyaan yang menuntut berpikir kri­tis tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Mengumpulkan data
Menggali informasi tentang pertumbuhan, diskusi tentang konsep per­tumbuhan, diskusi tentang faktor yang berpengaruh terhadap pertum­buhan.
Mengasosiasikan
Menganalisis grafik pertumbuhan, menarik simpulan tentang konsep pertumbuhan
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil kajian tentang pertumbuhan dan faktor yang mempengaruhi.

Implementasi pendekatan saintifik, penanaman karakter dan konservasi yang diuraikan peneliti dalam tulisan ini sangat apik. Penulis menguaraikan implementasi pendekatan saintifik, kemudian karakter-karakter yang dimunculkan dari implementasi pendekatan saintifik serta kesadaran pada konsrvasi lingkungan.
Penulis mengaitkan keterpaduan dan ketergantungan antara pendekatan saintifik, penanaman karakter serta kesadaran konservasi pada mata pelajaran biologi. Begitupun dengan hasil yang diharapkan seperti pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang memperlihatkan dampak positif setelah diimplementasikannya pendekatan saintifik.

Manfaat Tulisan Bagi Saya
Setelah menganilisis uraian tentang hasil dan pembahasan, saya memperoleh informasi-informasi yang sangat dibutuhkan tetang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Ternyata Inti dari model pembelajaran kontekstual adalah pendekatan saintifik, begitupun dengan istilah inkuiri sangat berkaitan erat dengan pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik juga, memberi stimulus bagi pembentukan karakter yang diharapkan dari siswa seperti sikap jujur, saling menghargai dan teliti merupakan karakter-karakter yang akan muncul ketika pendekatan saintifik diterapkan.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran merupakan objek yang sangat penting. Lingkungan sebagai sumber belajar dalam hal ini mengarahkan siswa untuk terlibat pengalaman langsung (real experience) dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Aspek-aspek yang diharapkan seperti kognitif, afektif dan psikomotor ternyata secara bersama-sama akan mengalami perubahan positif setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik.


PENUTUP
Penutup merupakan kesimpulan yang ditarik oleh penulis setelah membahas permasalahan, metode penelitian serta hasil dan pembahasan. Penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh penulis sudah sesuai dengan tujuan diadakannya penelitian ini yaitu penelitian ini telah mengembangkan ren­cana pelaksanaan pembelajaran materi pertum­buhan yang menerapkan pendekatan saintifik, penanaman karakter dan konservasi. Penerapan pendekatan ini berpengaruh positif terhadap ha­sil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hanya saja, peneliti tidak mencantumkan saran yang mungkin sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang serupa.

DAFTAR PUSTAKA
Nama-nama penulis yang dikutip telah dicantumkan pada daftar pustaka.

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Portofolio berasal dari bahasa Inggris Portfolio yang artinya dokumen atau surat-surat (Fajar, 2005:47). Dapat juga di artikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang di kaji.
Dalam model Pembelajaran Berbasis Portofolio siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab. Secara rinci melalui model pembelajaran pembelajaran berbasis portofolio diharapkan siswa dapat:
1.    Memperoleh pengalaman yang lebih besar tentang masalah yang dikaji. 
2.    Belajar bagaimana cara yang lebih kooperatif dengan orang lain untuk memecahkan masalah. 
3.    Meningkatkan keterampilan dalam meneliti. 
4.    Memperoleh pemahaman yang lebih baik. 
5.    Belajar bagaimana berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah. 
6.    Meningkatkan rasa percaya dirinya, karena merasa telah dapat memecahkan masalah.
Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang di kembangkan melalui pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Pada hakikatnya dengan pembelajaran berbasis portofolio, disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman langsung dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun (merekonstruksi) sendiri-sendiri informasi yang sudah diperolehnya.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu “Bagaimanakah model pembelajaran berbasis portofolio?”
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu;
1.      Menjelaskan pengertian model pembelajaran berbasis portofolio
2.      Menjelaskan prinsip dasar model pembelajaran berbasis portofolio
3.      Menjelaskan sintaks model pembelajaran berbasis portofolio
4.      Menjelaskan kelebihan dan keterbatasan model pembelajaran berbasis portofolio








BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa inggris “portfolio” yang berati dokumen atau surat – surat atau kummplan berkas (asip) yang disimpan dalam kemasan berbenntuk jilid (bundle) ataupun diarsipkann dalam file khusus (map). Dapat pula diartikan sebagai kimpiulann kertas beerharga dari suatu pekerjaan tertentu dalam hal ini berisikan beragam tugas yang disebut juga artefak, antara lain draft mentah, nilai, makalah, benda kerja, kritik dan ringkasan, lembaran refleksi diri, pekerjaan rumah, jurnal, respon kelompok, grafis, lembar catatan  dan catatan diskusi. Pendapatan lain mengatakan bahwa istilah portofolio berasal dari kata kerja ‘potare’  berarti membawa dan kata benda dari bahasa latin ‘foglio’, yang berarti lembarann atau kertas kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa portofolio merupakan tempat berisikan benda hasil pekerjaan, lembaran dan nilai.
            Fajar (2002) memberikan definisi mengenai portofolio yaitu sebagai koleksi dokumen atau tugas-tugas yang diorganisasikan dan dipilih untuk mencapai tujuan dan sebagai bukti nyata dari seseorang yang memiliki pertumbuhan dalam bidang pendidikan dan keterampilan. Kaitannya dengan pendidikan khususnya pembelajaran, maka model pembelajaran berbasis portofolio diberi arti oleh Dasim (2002) bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Model Pembelajaran berbasis portofolio adalah suatu cara dalam pembelajaran dengan mengumpulkan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan siswa dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya,  serta mencakup pertimbngan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting untuk ditampilkan (Fajar,2002).
            Model pembelajaran berbasis portofoio merupakan suatu proses belajar mengajar yang mengupayakan peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaannya (artefak) berupa karya terpilih dari seorang peserta didik sebagi pribadi tunggal, atau dari sekelompok siswa, ataupun dari suatu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif dalam hal memilih, membahas dan mencari data, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji dalam waktu tertentu.Artinya hasil pekerjaan yang menjadi karya terbaik tersebut harus menjadi akumulasi dari segala sesuatu yang ditemukannya dari topik-topik yang dikaji,sehingga kemudian dapat digunakan sebagai sekmpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumntasi atas pencapaian prestasi didik dalam pendidikannya.Dengan demikian portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik tetapi merupakan sumber informasi bagi guru dan peserta didik dan kemudian dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.
           Berdasarkan hal-hal tersebut diatas,maka makna dari pembelajaran berbasis portofolio dapat dijabarkan ke dalam dua bagian penting,yaitu:
1)      Pembelajaran yang menghadirkan bukti dalam bentuk benda fisik artinya kumpulan atau dokumen hasil kerja peserta didik yang disimpan pada suatu bundel, dan
2)      Pembelajaran sebagai suatu proses sosial pedagogos artinya terjadi akumulasi atau kumpulan pengalaman belajar yang terdapat dalam pikiran peserta didik yang berwujud pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio dapat menyebabkan siswa memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran artinya siswa terlibat langsung atau dipertemukan dengan objek yang dipelajarinya, dan siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental terhadap objek atau informasi dalam pembelajarannya artinya guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk merekonstruksi atau menyusun sendiri informasi yang diperolehnya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimilikinya.
2.2  Prinsip Dasar Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
      Dasim (2002) mengemukakan beberapa prinsip yang menjadi acuan model pembelajaran berbasis portofolio. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1)       Prinsip belajar siswa aktif (student active learning).
Pada prinsip ini adalah proses pembelajaran berpusat pada siswa yaitu seluruh aktivitas dimulai dari fase perencanaan dikelas, kegiatan lapangan dan pelaporan dilakukan oleh siswa. Pada fase pelaporan, aktivitas siswa terfokus pada pembuatan portofolio kelas.
2)      Kelompok belajar kooperatif (cooperative learning)
Proses pembelajaran berbasis kerjasama antar siswa dan antar komponen lain, seperti orang tua siswa dan lembaga terkait.
3)      Pembelajaran partisipatorik
Pada model ini siswa belajar melakukan (learning by doing).Salah satu bentuk kerja tersebut adalah siswa belajar hidup berdemokrasi.
4)      Mengajar yang reaktif (reactive teaching).
Pembelajaran ini mensyaratkan guru yang reaktif agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ciri guru yang reaktif antara lain:
a)      Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.
b)      Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa.
c)      Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan dengan cara guru meyakinkan siswa tentang kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata.
d)     Mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui atmosfer pembelajaran, artinya guru segera mengenali materi, metode dan keadaan pembelajaran yang membuat siswa menjadi bosan.
5)         Menyenangkan (joyfull learning)
      Belajar itu harus dalam suasana yang menyenangkan (joyfull learning) artinya para siswa diberi keleluasaan untuk memilih tema belajar yang menarik baginya.
2.3 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Model pembelajaran berbasis portofolio memiliki langkah-langkah pelaksanaan secara umum. Namun secara operasionalnya, pelaksanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa dan tetap memperhatikan prinsip pembelajaran, di antaranya yaitu tetap membelajarkan siswa secara mandiri dan kreatif, serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bukan menjadi beban yang berat. Dasim (2002) secara jelas telah meringkas langkah-langkah pembelajaran berbasis portofolio.
Selain itu, Fajar (2002) juga mengemukakan bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran berbasis portofolio adalah:
1)   Mengidentifikasi masalah yang meliputi penugasan, kegiatan kelompok, diskusi dan Tanya jawab,
2)   Memilih masalah untuk kajian kelas, yang meliputi masalah menarik, sesuai dengan kemampuan siswa dan nyata dalam kehidupan masyarakat,
3)   Mengumpulkan informasi yang meliputi sumber-sumber dari bahan pelajaran, surat kabar, kliping, dari pemerintah (pemerintah desa atau camat) dan masyarakat.
4)   Membuat portofolio kelas
5)   Penyajian portofolio atau dengar pendapat (show case)
6)   Refleksi pada pengalaman belajar dengan mengambil kesimpulan dan penilaian.
Dalam pembelajaran ini guru dan siswa memiliki peran masing-masing sebagaimana diungkapkan oleh Fajar (2002) dan telah diringkaskan dalam Tabel 2.1.
Tabel .2.1. Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Portofolio
              Peran Guru
              Peran Siswa
1.      Mengajar di kelas secara profesional
2.      Merencanakan,melibatkan, menghubungkan dan member masukan
3.      Memberi motivasi untuk membuat keputusan,menggambar, mempertimbangkan, diskusi, membaca dan menanggapi
4.      Memberi petunjuk dan harapan
5.      Memproses pekerjaan, usaha, kemajuan, dan prestasi sebagai hasil belajar
6.      Membantu memandu menyusun portofolio
7.      Mengoleksi dan menganalisa contoh-contoh pekerjaan
8.      Mengembangkan gaya mengajar yang menumbuhkan rasa saling mempengaruhi antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan masyarakat dan lingkungannya
9.      Mengumpulkan informasi dari hubungan antar siswa, siswa dengan guru, siswa dengan masyarakat dan lingkungannya
10.  Menggunakan analisa dan contoh-contoh laporan untuk pihak-pihak yang membutuhkan.
1.      Memilih topik-topik tulisan
2.      Memilih materi bacaan
3.      Mengorganisir dan menanggapi bacaan dan tulisan dalam portofolio
4.      Terlibat dalam presentasi
5.      Mengoleksi, menganalisis, membandingkan dan memilih tulisan serta contoh-contoh bacaan
6.      Kerjasama dengan orang lain untuk mengetahui secara personal tentang kekuatan dan kelemahannya
7.      Merencanakan tujuan tertentu



2.4  Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Portofolio
Menurut Dasim (2002) bahwa pada umumnya model pembelajaran portofolio memiliki keunggulan yaitu guru memiliki hak otonomi dalam mengajar dan mengembangkan kamampuan, kemauan, daya nalar, serta fungsi perannya sebagai fasilitator, mediator, motivator, dan rekonstruktor pembelajaran di dalam kelas, tukar pendapat, informasi, pengetahuan untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan dengan rekan guru lainnya. Namun menurut Fajar (2002) bahwa terdapat beberapa kelebihan model pembelajaran berbasis portofolio yaitu:
1)      Siswa dapat berlatih memadukan antara prinsip dan konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau dari buku/bacaan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2)      Siswa mampu mencari informasi di luar kelas, baik informasi berasal dari bundle bacaan, penglihatan, objek langsung, TV atau radio  (internet)  maupun orang/pakar/tokoh,
3)      Siswa dapat membuat alternatif pemecahan masalah terhadap topic yang dibahas,
4)      Siswa mampu membuat keputusan (sesuai kemampuannya) yang berkaitan dengan konsep yang telah dipelajarinya dan
5)      Siswa mampu merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
Selain keunggulan, model pembelajaran portofolio memiliki beberapa kelemahan sebagaimana disampaikan oleh Dasim (2002) yaitu:
1)      Kurangnya pengetahuan atau daya nalar guru yang bersangkutan,
2)      Belum ada hak otonomi guru sebagai pengembang kurikulum praktis di kelas,
3)      Diperlukan tenaga dan biaya yang cukup besar,
4)      Belum terbiasa menjalin kerjasama kelompok guru dalam tim, karena jika gagasan terlalu banyak dan tidak dapat dipertemukan, masalah akan sulit dipecahkan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, model pembelajaran berbasis portofolio menyebabkan siswa memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran artinya siswa terlibat langsung atau dipertemukan dengan objek yang dipelajarinya, dan siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental terhadap objek atau informasi dalam pembelajarannya artinya guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk merekonstruksi atau menyusun sendiri informasi yang diperolehnya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimilikinya.
Model pembelajaran berbasis portofolio memiliki ciri khas tersendiri dibanding dengan model pembelajaran yang lain, memiliki sintaks pembelajaran serta kelebihan dan keterbatasan dalam penggunaannya.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, selaku penulis kami menyarankan agar kiranya tulisan makalah ini diberi kritik dan saran yang membangun demi perbaikan. Serta makalah ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk menulis karya ilmiah yang berkaitan dengan model pembelajaran berbasis portofolio.





DAFTAR PUSTAKA
1)               Dasim,  B. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung : Genesindo.

  2)     Fajar, A. 2002. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya          


SEDEKAH KREATIF

1. Siapkan nasi bungkus dari rumah. Berikan ke orang yang kira-kira membutuhkan seperti pedagang kecil, pengemis, orang gila, pengamen, ana...