BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kurikulum terus berkembang dari
masa kolonial sampai sekarang. Perkembangan didasarkan atas kebutuhan
pendidikan. Proses perubahan tersebut merupakan proses sejarah, maka perlunya
dipelajari sejarah kurikulum dari masa kolonial sampai sekarang agar dapat mengetahui
perjalanan perkembangan kurikulum dari tahun ke tahun, masa ke masa. Oleh
karena itu maka penulis membuat makalah yang berjudul Sejarah kurikulum dari
masa kolonial sampai sekarang.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini
yaitu tentang bagaimana sejarah kurikulum di Indonesia dari masa kolonial
sampai sekarang. Maka rumusan masalah ini dapat dijabarkan menjadi.
1.
Bagaimana Kurikulum pada Masa
Awal Kemerdekaan /Masa Orde Lama?
2.
Bagaimana Kurikulum Orde Baru?
3.
Bagaimana Kurikulum Masa
Reformasi?
C.
TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu
mengetahui sejarah kurikulum di Indonesia dari masa kolonial sampai sekarang. Yaitu
mengetahui:
1. Kurikulum
pada Masa Awal Kemerdekaan /Masa Orde Lama.
2. Kurikulum
Orde Baru.
3. Kurikulum
Masa Reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KURIKULUM
PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN / MASA ORDE LAMA
1. Kurikulum
1947 (Rentjana pelajaran 1947)
Pada awal kemerdekaan istilah
kurikulum dikenal dengaan leer plan. Dalam bahasa Belanda artinya rencana
pelajaran. Dalam kurikulum ini terdapat dua hal pokok antara lain :
Daftar mata pelajaran dan jam pengajaran
Garis garis besar pengajaran
Bahwa kurikulum pada masa-masa
ini di pengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang sehingga
hanya meneruskan kurikulum yangg pernah digunakan oleh Belanda.
Rentjana pembelajaran 1947
boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dan
kurilkulum ini tujuannya tidak menekan pada pikiran, tetapi diutamakan ialah
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum
1952 (Rentjana peladjaran Terurai 1952)
Pada tahun ini Mentri P dan K
yang pada waktu itu dijabat oleh Mr. Soewandi melakukan usaha untukk mengubah
sistem pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesuai dengan keinginan
dan cita-cita bangsa indonesia pada saat itu.
Kemudian dibentuklah Panitia
Penyelidik Pengajaran dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial kedalam
sistem pendidikan nasional. Maka kurikulum pada semua tingkat pendidikan
mengalami perubahan, sehingga diorientasikan kepada kepentingan kolonial diubah
dengaan kebutuhan bangsa yangg
merdeka.
3. Kurikulum
1964 (Rentjana Peladjaran 1964)
Sesuai dengaan keputusan MPRS
NO. II/MPRS/1960 telah dirumuskan mengenai manusia sosialis Indonesia sebagai
suatu bagian darii sosialisme indonesia yangg menjadi tujuan pembangunan
nasional yakni tata masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Maka pelaksanaan keputusan
tersebut di sekolah diimplementasikan kedalam kurikulum yangg dapat menjiwai keputusan
MPRS. Pada masa itu kurikulum 1960 ini memiliki kaitan yang sangat erat dengaan
situasi politik di Indonesia pada zaman itu sehingga dirumuskan bahwa
“pendidikan sebagai alat revolusi dalam suasana mengharuskan pembantingan dalam
segala bidang khususnya bidang pendidikan”.
B.
KURIKULUM
ORDE BARU
Macam kurikulum pada masa orde baru yaitu :
1. Kurikulum
1968
Pada kurikulum ini lebih
menitik beratkan pada mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat
keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina atau
mengembangkan fisik yangg kuat dan sehat
Kurikulum 1968 merupakan
pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur
kurikulum dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 sebagai perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pada prinsipnya, kelahiran
kurikulum 1968 sangatlah bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964
yangg dicitrakan sebagai produk Orde Lama, dengaan tujuannya pada pembentukan
manusia Pancasila sejati.
2. Kurikulum
1975
Dalam Kata Pengantar Kurikulum
1975, Menteri Pendidikan Republik Indonesia Sjarif Thajeb,
menjelaskan tentang latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975 sebagai pedoman
pelaksanaan pengajaran di sekolah. Penjelasan tersebut sebagai berikut :
Sejak Tahun 1969 di Negara
Indonesia telah banyak perubahan yangg terjadi sebagai akibat lajunya pembangunan
nasional, yangg mempunyai dampak baru terhadap program pendidikan nasional.
Hal-hal yangg mempengaruhi program maupun kebijaksanaan pemerintah yangg
menyebabkan pembaharuan itu ialah :
Selama Pelita I, yangg dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul
gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional
yangg digariskan dalam GBHN yangg antara lain berbunyi : “Mengejar ketinggalan
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untukk mempercepat lajunya
pembangunan.
Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untukk meninjau
kebijaksanaan pendidikan nasional.
Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yangg dianggap lebih
efisien dan efektif yangg telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.
Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untukk meninjau
sistem yangg kini sedang berlaku.
Pada Kurikulum 1968, hal-hal
yangg merupakan faktor kebijaksanaan pemerintah yangg berkembang dalam rangka
pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan, sehingga diperlukan
peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengaan tuntutan
masyarakat yangg sedang membangun.
Atas dasar petimbangan tersebut
maka dibentuklah kurikulum tahun 1975 sebagai upaya untukk mewujudkan strategi
pembangunan di bawah pemerintahan orde baru dengaan program Pelita dan
Repelita.
3. Kurikulum
1984
Kurikulum 1975 hingga menjelang
tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yangg
produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yangg
menghendaki perubahan kurikulum darii kurikulum 1975 ke kurikulum
1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian
kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975
ke kurikulum 1984 di antaranya ialah sebagai berikut :
Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yangg belum tertampung ke
dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang
studi dengaan kemampuan anak didik.
Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya
di sekolah.
Terlalu padatnya isi kurikulum yangg harus diajarkan hampir di
setiap jenjang.
Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai
bidang pendidikan yangg berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai
sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi
kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Ciri-ciri Kurikulum 1984
Atas dasar perkembangan itu
maka menjelang tahun 1983 antara kebutuhan atau tuntutan masyarakat dan ilmu
pengetahuan/teknologi terhadap pendidikan dalam kurikulum 1975 dianggap tidak
sesuai lagi, oleh karena itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum 1984
tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan
bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yangg
sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh
karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yangg pertama harus
dirumuskan ialah tujuan apa yangg harus dicapai siswa.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara
belajar siswa aktif (CBSA). CBSA ialah pendekatan pengajaran yangg memberikan
kesempatan kepada siswa untukk aktif terlibat secara fisik, mental,
intelektual, dan emosional dengaan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar
secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Materi pelajaran dikemas dengaan nenggunakan pendekatan spiral.
Spiral ialah pendekatan yangg digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang
sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yangg diberikan.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep-konsep yangg dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru
kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untukk menunjang pengertian alat
peraga sebagai media digunakan untukk membantu siswa memahami konsep yangg
dipelajarinya.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan
siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa
dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret,
semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengaan menggunakan pendekatan induktif
darii contoh-contoh ke kesimpulan. Darii yangg mudah menuju ke sukar dan darii
sederhana menuju ke kompleks.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses
ialah pendekatan belajar-mengajar yangg memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan
perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara
efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.
4. Kurikulum
1994
Adapun yangg menjadi latar
belakang diberlakukanya kurikulum 1994 ialah sebagai berikut :
Bahwa sesuai dengaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya
untukk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yangg diatur dengaan
Undang-Undang.
Bahwa untukk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan,
diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pentelenggaraan pendidikan nasional,
yangg disesuaikan dengaan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.
Dengaan berlakunya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengaan
peraturan perundang-undangan tersebut.
Pada kurikulum sebelumnya,
yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yangg
berorientasi pada teori belajar mengajar dengaan kurang memperhatikan muatan
(isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang
proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science
yangg salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini
memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada
siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan
mendapattkan materi pelajaran yangg cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai
penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengaan Undang-Undang no.
2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran, yaitu dengaan mengubah darii sistem semester ke
sistem caturwulan. Dengaan sistem caturwulan yangg pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapatt memberi kesempatan bagi siswa untukk
dapatt menerima materi pelajaran cukup banyak.
C.
KURIKULUM
MASA REFORMASI
1. Kurikulum
2004 kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum 1994 yangg dilengkapi
dengaan kurikulum suplemen 1998, masih dirasakan kurang, untukk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Setelah berjalannya Kurikulum 1994,
Kalau dilihat darii hasil ebtanas, memang hasilnya sangat tidak memuaskan.
pergantian kekuasaan kembali terjadi, dan kurikulum pun kembali berubah. Dan
mulai tahun 2004 lahirlah kurikulum baru dengaan nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) diterapkan di Indonesia. Lahir sebagai respon darii tuntutan
reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun
2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah
otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan.j pendidikan
nasional.
Kurikulum ini mengharapkan agar
siswa yangg mengikuti pendidikan disekolah memilki kompetensi yangg diinginkan,
karena konsentrasi kompetensi ialah pada perpaduan antara pengetahuan,
keterampilan, nilai serta sikap yangg ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) bermakna suatu perangkat
pemahaman tentang kapasitas dan standar program pendidikan yangg diharapkan
dapatt mengantarkan siswa menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan
yangg dipelajari melalui pendidikan disekolah, yangg memuat sejumlah kompetensi
maupun sub kompetensi yangg harus dikuasai siswa sebagai gambaran hasil
belajarnya ( Learning – Outcomes). Siswa yangg memilki kompetensi berarti ia
mapu atau dapatt melakukan suatu pekerjaan tertentu, setelah melalui suatu
proses pembelajaran bermakna.
2. Kurikulum
2006 ( KTSP )
Kurikulum tingkat satuan
Pendidikan ( KTSP ) ini disusun untukk menjalankan amanah yangg tercantum dalam
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Otonomi penyelenggaraan
pendidikan tersebut pada gilirannya berimplikasi pada perubahan sistem
menejemen pendidikan darii pola sentralisasi ke disentralisasi dalam
pengelolaan pndidikan, dimana guru memiliki otoritas dalam mngmbangkan
kurikulum secara bebas dngan mmperhatikan karaktristik siswa dan lingkungan
disekolah masing – masing.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan
bagian yangg tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada
sekolah agar sesuai dengaan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP
mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite
sekolah. Dengaan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada
sekolah, dalam arti tidak ada intervensi darii Dinas Pendidikan atau Departemen
Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga
melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli darii perguruan tinggi
setempat. Dengaan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP
yang disusun akan sesuai dengaan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Secara khusus tujuan
diterapkannya KTSP ialah.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya
yangg tersedia.
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
Meningkatkan kompetisi yangg sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yangg akan dicapai.
3. Kurikulum
2013
Menteri Pendidikan dan
kebudayaan, Prof.Ir. Muhammad Nuh, DEA mengatakan bahwaKurikulum 2013 ini lebih
ditekankan pada kompetensi dengaan pemikiran kompetensi berbasis sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain
terkait dengaan kondisi pendidikan dikaitkan dengaan tuntutan pendidikan yangg
mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yangg meliputi standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya
terkait dengaan perkembangan penduduk Indonesia dilihat darii pertumbuhan
penduduk usia produktif.
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain
terkait dengaan arus globalisasi dan berbagai isu yangg terkait dengaan masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yangg beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan kurikulum di
atas maka dapat disimpulkan bahwa; Kurikulum pada Masa Awal Kemerdekaan /Masa
Orde Lama terdiri atas Kurikulum 1947, 1952 dan 1964. Kemudian Kurikulum Orde Baru
terdiri atas 1968, 1975, 1984, 1994.Kemudian Kurikulum Masa
Reformasi terdiri atas Kurikulum Tahun 2004, 2007 dan 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung
: Pustaka Setia,
Haryanto. 2010. Diktat
Bahan Kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Luar Biasa. UNY; Yogyakarta.
Imas . berlin, sani . 2014. Implementasi Kurikulum 2013
konsep dan penerapan. Surabaya : Kata Pena
Nasir Mukhtar. 2016. Makalah Perkembangan Kurikulum
dari Masa Kemasa (Tahun 1947- 2013).
Internet.
Wahyuni, Fitri. 2015. Kurikulum Dari Masa Ke Masa (Telaah
Atas Pentahapan Kurikulum Pendidikan di Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar